
Folder Berita Pangkal Pinang – ABG Berusia 13 tahun berinisial SAC yang sempat hilang. Orang tua korban berhasil menemukan anaknya di sebuah kontrakan yang berlokasi di Kelurahan Keramat, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, pada Rabu malam (2/7/2025). Pria berinisial LA alias Eman (35), yang sebelumnya dikenal korban melalui pertemanan, diketahui membawa korban kabur ke lokasi tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Pol Fauzan Sukmawansyah, membenarkan penemuan korban dan penangkapan terduga pelaku.
“Korban ditemukan di sebuah kontrakan dan bersama pria yang diduga membawanya pergi sejak dilaporkan hilang,” ungkap Fauzan, Kamis (3/7/2025).
Melaporkan ABG Berusia 13 tahun Hilang Sejak 28 Juni 2025
Keluarga melaporkan hilangnya SAC pada Sabtu malam, 28 Juni 2025 sekitar pukul 22.00 WIB, setelah korban terakhir terlihat bersama seorang pria yang dikenalnya lewat media sosial. Aparat akhirnya mengamankan pelaku bersama korban, membenarkan dugaan awal dalam laporan tersebut.
Polisi menindaklanjuti informasi dari keluarga dengan menelusuri jejak pelaku dan berhasil mengamankan Eman bersama korban di sebuah kontrakan yang ia sewa di wilayah Pangkalpinang.
Pelaku Mengaku Ajak Korban Menginap di Hotel
Kepada pihak kepolisian, Eman mengaku menjemput korban di depan sebuah toko kelontong di kawasan Jalan Tampuk Pinang Pura. Sebelum menuju kontrakan, mereka sempat menginap satu malam di sebuah hotel.
Baca Juga : Kecelakaan Maut di KM 14 Palembang-Betung, Satu Orang Tewas Terlindas Truk
“Saya jemput di depan toko. Kami sempat menginap semalam di hotel sebelum ke kontrakan,” ungkap Eman saat dimintai keterangan.
Viral! Gadis 13 Tahun Hilang, Pangkalpinang
Hingga saat ini, penyidik Polda Babel masih mendalami kasus ini lebih lanjut. Mengingat usia korban masih di bawah umur, polisi membuka kemungkinan adanya tindak pidana dalam bentuk eksploitasi atau persetubuhan terhadap anak.
“Korban dan terduga pelaku saat ini telah dibawa ke Mapolda untuk pemeriksaan lanjutan. Kami masih menunggu hasil visum dan keterangan tambahan,” ujar Fauzan.
Kasus ini menjadi peringatan bagi orang tua dan masyarakat akan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas anak-anak di era digital, khususnya pertemanan online yang bisa berujung pada hal-hal yang membahayakan.