Folder Berita Pangkal Pinang – Menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, ke Malaysia, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Kritik tersebut disampaikan dalam pembukaan Konferensi Tingkat Menteri ASEAN di Kuala Lumpur, Rabu (9/7/2025).
Tanpa menyebut langsung nama Trump, Anwar menyindir bahwa kebijakan tarif saat ini telah bergeser dari sarana pertumbuhan menjadi alat geopolitik yang menekan negara lain, termasuk anggota ASEAN.
“Tarif, pembatasan ekspor, dan hambatan investasi kini telah menjadi instrumen tajam dalam persaingan geopolitik. Apa yang dulu mendukung pertumbuhan ekonomi, kini digunakan untuk menekan, mengisolasi, dan mengekang,” ujar Anwar dalam sambutannya.
Tarif Trump Jadi Isu Utama ASEAN
Perdana Menteri Anwar mengeluarkan pernyataan di tengah meningkatnya kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara terhadap kebijakan tarif dagang terbaru dari Amerika Serikat yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Pemerintah Malaysia bersiap menghadapi tarif sebesar 25 persen sebagai salah satu dari 12 negara yang terdampak. Sementara itu, Laos menghadapi beban tarif hingga 40 persen, dan pemerintah Indonesia memperkirakan akan dikenai tarif sebesar 32 persen, sehingga berbagai pihak mulai menyusun langkah strategis untuk mengurangi dampaknya terhadap ekonomi regional.
Kebijakan ini menjadi topik hangat dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.
Kedatangan Marco Rubio Membayangi Perang Dagang
Menlu AS Marco Rubio akan tiba Kuala Lumpur Kamis (10/7) pagi. Ia akan menghadiri serangkaian pertemuan dua hari. Termasuk dialog dengan mitra dagang utama AS seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Asia Timur lainnya.
Meski pejabat AS menyatakan bahwa komitmen Washington terhadap Asia Timur dan Asia Tenggara tetap menjadi prioritas. Namun langkah Trump justru menimbulkan kekhawatiran serius soal stabilitas hubungan ekonomi regional.
“Kohesi kita tidak boleh berakhir pada deklarasi. Itu harus dibangun ke dalam lembaga, strategi, dan keputusan ekonomi kita,” tegas Anwar, menekankan pentingnya solidaritas ASEAN menghadapi tekanan eksternal.
Baca Juga : Pekan Depan, Menteri Ekonomi ASEAN Kumpul Cari Cara Atasi Tarif Impor Trump
ASEAN Bersatu Lawan Diskriminasi Ekonomi?
Sebagai ketua bergilir ASEAN tahun 2025, Malaysia berupaya mendorong integrasi ekonomi dan ketahanan kawasan terhadap guncangan global. Perdana Menteri Anwar mengajak negara-negara ASEAN untuk menyusun strategi bersama dalam menghadapi gelombang proteksionisme baru yang timbul akibat kebijakan dagang Amerika Serikat. Ia mendorong kerja sama regional yang solid guna melindungi kepentingan ekonomi dan memperkuat posisi tawar kawasan di kancah perdagangan global.
Memicu perang dagang baru yang dapat mengganggu rantai pasok, investasi, dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik.