Aksi Unjuk Rasa di PT Timah Berubah Ricuh, Kantor Dilempari Massa dan Gas Air Maka Ditembakkan
Pangkal Pinang- Aksi unjuk rasa yang digelar ratusan masyarakat penambang di depan kantor pusat PT Timah Tbk di Pangkalpinang, Bangka Belitung, pada Selasa siang, berakhir ricuh. Suasana yang awalnya kondusif berbalik menjadi panas setelah terjadi insiden pelemparan yang diikuti dengan penembakan gas air mata oleh aparat keamanan. Kejadian ini mengakibatkan sejumlah fasilitas perusahaan, termasuk kaca depan kantor, rusak pecah.

Baca Juga : Kunjungan Perdana Prabowo Ke Babel Daerah Penghasil Timah Terbesar
Dari Damai Hingga Membara
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa yang terdiri dari para penambang tradisional dari berbagai penjuru Babel—mulai dari Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, hingga Kota Pangkalpinang—telah memadati lokasi sejak pagi hari. Aksi protes secara resmi dimulai pukul 12.00 WIB dengan menyampaikan orasi dan tuntutan secara tertib.
Suasana damai itu mulai memanas diduga setelah terjadi tindakan yang dinilai represif dari pihak keamanan. Pemicu langsung kericuhan terjadi ketika sekelompok massa melemparkan botol air mineral ke arah petugas yang berjaga di dalam gedung. Aksi provokatif ini direspons cepat oleh aparat dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Langkah Mundur Dibalas dengan Terobosan
Sontak, para demonstran yang terkena gas air mata berlarian mencari udara bersih. Namun, bukannya membubarkan diri, massa justru kembali mengumpulkan kekuatan. Dengan emosi yang memuncak, mereka berusaha menerobos masuk ke dalam kompleks kantor PT Timah. Pagar pembatas tidak lagi mampu menahan laju amarah massa. Dalam sekejap, pecahan kaca dan kerusakan fasilitas lain menjadi bukti nyata dari aksi pengrusakan yang terjadi.
Akar Permasalahan: Dua Tuntutan Inti
Aksi unjuk rasa ini bukan tanpa sebab. Massa, yang merepresentasikan para penambang timah rakyat, mendesak PT Timah untuk memenuhi dua tuntutan utama mereka.
-
Kenaikan Harga Beli Timah Basah. Mereka menuntut adanya kenaikan harga beli timah basah (raw tin) dari PT Timah, yang dinilai selama ini tidak sebanding dengan biaya produksi dan kebutuhan hidup. Fluktuasi harga timah di pasar global sangat berdampak langsung pada pendapatan para penambang tradisional ini.
-
Pembubaran Satgas Timah Nanggala dan Halilintar. Kelompok satgas bentukan perusahaan ini dituding sering melakukan tindakan represif dan intimidatif terhadap penambang rakyat, menimbulkan ketegangan yang berlarut-larut di lapangan.
Respons Pihak Berwenang dan Negosiasi
Menyikapi eskalasi kerusuhan yang terjadi, jajaran pimpinan tertinggi daerah dan perusahaan turun tangan langsung. Tampak hadir Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, Kapolda Babel Irjen Hendro Pandowo, beserta jajaran direksi PT Timah untuk berunding dengan perwakilan massa.
Sementara proses negosiasi berlangsung di dalam, ratusan massa yang berhasil masuk ke dalam area kantor masih bertahan. Mereka bersikukuh tidak akan bubar sebelum ada keputusan konkret dan kesepakatan yang menguntungkan mereka. Di luar, ratusan personel gabungan TNI dan Polri terus berjaga ketat, mengantisipasi terjadinya eskalasi kerusuhan lebih lanjut.
Hingga berita ini diturunkan, situasi masih tegang dan proses perundingan antara perwakilan penambang dan pihak PT Timah masih terus berlangsung. Masyarakatakat setempat berharap konflik yang sudah memanas ini dapat dicarikan solusi damainya, mengingat ketergantungan banyak pihak pada perusahaan pelat merah ini.






